DREAM

DREAM
keindahan yang tertuang salam satu Frame

Minggu, 23 November 2014

tugas Semester 3 mata kuliah Dasar-Dasar Budaya dan Media Kreatif.

Tugas : Dasar-Dasar Budaya dan media Kereatif
Putri Setia Ningsih (13321116)
Kelas B

Perempuan : Kumpulan Cerita Pendek
“Cerita Sebenarnya Mengapa Haji Jala Menggantung Diri”
Oleh Mochtar Lubis
Buku berjudul Perempuan yang menuliskan beberapa kumpulan cerita pendek, oleh Mochtar Lubis, ISBN : 978-979-461-758-8, Dimensi : 11 x 17 cm, Jenis Cover : Soft Cover, Jenis Kertas : book paper (http://www.obor.or.id). Saya membaca cerita pendek yang berjudul “cerita Sebenarnya Mengapa Haji Jala Menggantung Diri”, kisah ini menceritakan kisah seorang haji jala yang sebenarnya mengapa dia menggantung diri dan Perkumpulan tokoh masyrakat dalam pusara politik pasca sampa kemerdekaan.
Cerita yang berawal dari masyrakat mempertanyakan mengapa seorang haji menggantung diri dan pandangan msyrakat yang bermacam-macam. Di sumatra utara seorang Haji di kalangan masyrakat sangat berpengaruh. Apalagi seorang haji direkrut oleh kalangan politik, maka dampaknya sangat besar sekali dalam mempengaruhi masyrakat. Sehingga pada saat itu apapun yang diucapkan oleh haji Jala, masyrakat percaya-percaya saja. Melalui tokoh “aku”, seorang guru sekolah rakyat dan juga teman Haji Jala sendiri, yang beharus menceritakan kepada anak dari haji jala yang bertetap di Jakarta.
Zaman revolusi terdapat peraturan semua penduduk yang menempati tanah onderneming tersebut harus membuka lahan dan harus bercocok tanam. Hingga sampai penduduk menempat tetap di sana, berbagai macam tanaman yang ditannamnya. Seseorang yang bernama Haji Jala yang sangat patuh pada pemerintah. Pada Zaman revolusi, sang haji Jala mendukung seruan kaum komunis untuk merebut tanah onderneming, tetapi kaum komunis berkuasa, haji jala dimnta untuk mengembalikan tanah itu kepada pemerintah.haj jala sangat bingung, karena dahulunya disuruh merbut, sekarang malah diminta untuk mengembalikan.
Haji jala sudah terlanjur menyuarakan kepada rakyat untuk mempertahankan tanah, tapi di sisi lain, ia takut kalau dianggap melawan pemerintah. Dalam kutipan kalimatnya yang membuktikan dia sangat patuh terhadap pemerintah “Saya tidak mau berkhianat saya hanya mau mencari kebaikan saja, saya hanya menurut kata pemimpin saya”. Ketika da didesak oleh rakyat, mengapa dulu ia menyuruh menduduki, sekarang ketika diambil lagi dia malah cenderung diam saja dan tak berkutik sedikitpun. Haji Jala jadi malu untuk keluar rumah, mengurung diri di kamar, dan akhrnya bunuh diri.
Dalam cerita tersebut terdapat kekayaan kosa kata dengan  bahasa-bahasa yang terus diasah seperti halnya saya menemuka kata dengan menggunakan bahasa dan nada melayu. Tidak hanya melayu saja, saya sebagai pembaca menemukan kata yang masih menggunakan nada asli daerah tersebut yaitu Sumatra Utara. Kosa kata yang mampu membangun gairah serta semangat, saya sangat terinsprasi sekali oleh kalimat di dalam cerita tersebut yang menyebutkan “ Saya tidak mau berkhianat saya hanya mau mencari kebaikan saja, saya hanya menurut kata pemimpin saya”. Mochtar Lubis seorang yang santai dalam menyajikan cerita-cerita pendeknya. Yang saya tangkap dari cerita ini dalam kumpulan cerita pendek. Dia tidak banyak memunculkan kata-katanya, manis-manis. Dia menulis apa adanya, cerita yang mungkin atau bahkan pernah terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita dengan detail suasana yang membuat saya akan dapat merasakan suasana dan tempat kejadian dari cerita Haji jala tersebut.
Dari hasil saya membaca cerita tersebut imajinasi yang mampu membangun bayangan-bayangan dan pandangan terhadap cerita tersebut. Selan itu saya juga membayangkan sesuatu yang mana terdapat tulisan dimana tetangga-tetangga yang menguburkan mulai bercerita, penasaran akan kematian haji jala. Sampai-sampai ada yang mengira kalau beliau sudah gila. Belakangan diketahui bahwa haji jala merasa malu tidak tau harus berbuat apa. Awalnya saya sudah beranggapan bahwa haji jala mempunyai keburukan dalam hidupnya dan sudah terbayang cerita ini bakalan seperti cerita di Indosiar. Setelah saya melanjutkan bacaannya, saya baru memahami maksud dan makna cerita tersebut.
Dari apa yang saya baca seorang Haji yang akhirnya bunuh diri, tapi menurut saya bukan berarti gambaran yang semuanya buruh terhadap Haji Jala. Pada kenyataannya yang sudah di gambarkan dalam cerita tersebut, Haji Jala adalah ‘seorang pecinta rakyat, rajin memberi sedekah, membayar fitrah, dan selalu ikut embantu (orang kampung).’ Dan kekurangannya seorang Haji Jala itu terlalu lugu, naif, dan buta akan politik. Pemerintahan yang dibawah kekuasaan jepang saat itu menyuruhnya untuk mengeluarkan ayat-ayat yang baik untuk mendukung semua itu agar rakyat percaya. Kalau tidak, dia akan dipenjara. Tapi, haji jala memilih untuk gantung diri dari pada melakukannya. Sungguh muliah haji jala, meninggal demi rakyat.
            Haji Jala adalah ukuran dari kebanyakan rakyat yang lugu dan tidak mengerti politik. Orang-orang yang seperti itu akan selalu menjadi korban politik. Akan lebih bahaya lagi jika orang yang lugu dan haji jala seorang yang secara sosial dan budaya berpengaruh dan dihormati. Awalnya saya tidak mengeri apa maksud dari cerita ini, setelah saya baca berkali-kali saya mulai memahami cerita ini intinya menceritakan kalangan politik yang gemar menjual dan mengatasnamakan kepentingan rakyar.
            Mochtamar Lubis sangat kreatif sekali, mengemas cerita yang benar-benar fakta dengan menarik. Moctamar Lubis mampu menggambarkan cerita tersebut dengan jelas walau cerita tersebut adalah kisah yang sudah lama, namun Mochtamar mampu menceritakan kisah tersebut di zaman sekarang dan dapat dimengerti Mochtar Lubis yang mampu menggambarkan settingan Indonesia di Era kependudukan belanda, dan jepang. Awalnya melihat cover buku tersebut dengan berpandangan bahwa buku ini sudah berjudul ‘perempuan’ kemungkinan besar cerita ini berkaitan dengan kisah-kisah cinta dan kisah seorang wanita.  Cerita yang sangat lugas, mudah dimengerti dan maknanya mendalam sekali dan ceritanya masih relevan dengan zaman sekarang.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar