PROGRAM
PEMUDA BERBICARA (PROPER)
PEMILU
TAHUN 2014
NAMA
|
Putri
setia ningsih
|
NIM
|
13321116
|
Tema/pertanyaan
Tugas
|
Pemilu 2014
|
Bagaimana
meningkatkan partisipasi kelompok pemlih pemuda dalam pemilu
|
|
Judul tugas
|
Program pemuda berbicara (proper)
|
Due date
|
Dikumpul pertemuan ke-3 tanggal 28
maret 2014
|
Jumlah kata
|
1000 kata
|
Sebelum
tugas anda kumpulkan,periksa kembali tugas anda dengan mengisi lembar check list di bawah ini.
|
|
1. Membaca kembali keseluruhan tugas (proof read).
|
ü
|
2. Sampul sesuai dengan format standar.
|
ü
|
3. Isi tulisan sesuai dengan format standar.
|
ü
|
4. Telah menggunakan bahsa indonesia yang baik dan benar.
|
ü
|
5. Menggunakan sistem referensi yang benar.
|
ü
|
Pernyataan :
Degan
ini saya menyatakan bahwa tugas yang saya buat ini merupakan karya sendiri dan
buka hasil plasgiasi.
|
|
PROGRAM ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL
BUDAYA
UNVERSITAS ISLAM INDONESIA
2014
Pendahuluan
Pemilihan
Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan
politik tertentu. Jabatan-jabatan yang dimaksud adalah jabatan sebagai,
presiden dan wakil presiden, wakil rakyat diberbagai tingkat pemerntahan dan
sampai pada pemlihan kepala desa. Pemilihan Umum Indonesia 1955 adalah
pemilihan umum pertama di Indonesia setelah kemerdekaan tahun 1945. Inilah
tonggak pertama masyarakat Indonesia belajar tentang demokrasi. Indonesia baru
yang sangat muda terseok- seok dalam mempersiapkan pemilu. Situasi keamanan
yang belum kondusif, kabinet yang penuh friksi, dan gagalnya pemerintahan baru
menyiapkan perangkat Undang-Undang pemilu membuat pemungutan suara baru bisa
dilaksanakan 10 tahun setelah kemerdekaan[1].
Pemilihan
Umum (Pemilu) 2014 sudah di depan mata. Tinggal menghitung waktu untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 9 April 2014 nanti dan 9 Juli 2014
untuk memilih Presiden dan wakilnya. Partisipasi masyarakat tentunya para
pemuda sangat diperlukan dalam menentukan dan menjadi titik balik untuk menilai
bagaimana kualitas demokrasi Indonesia ke depannya.
Demokrasi
tidak hanya sebagai ideologi yang flexsibel bagi penyelenggara suatu pemerntah
namun dapat juga sebaga protes yang jujur, adil, luas, dan bebas bagi suatu
calon tokoh figur yang akan memasuki dunia poltik melalui partai poltik untuk
menduduki jabatan legislatif maupun eksekutif, yaitu dengan cara pemilu. Di
kebanyakan negara demokrasi, pemilu dianggap sebagai tolak ukur, dari demokrasi
itu. Hasil pemilu umum yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan
kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap mencerminkan dengan
agak akurat partisipasi erta aspirasi masyarakat[2]
PROGRAM
PEMUDA BERBICARA (PROPER)
PEMILU
TAHUN 2014
Program
pemuda berbicara adalah komunitas sosial yang dimaksudkan untuk meningkatkan
partisipasi pemuda dan kualitas pemilih dalam menggunakan hak pilih. Proper
singkatan dari Program Pemuda Berbicara yang mana Proper ini melibatkan peran
serta pemuda yang seluas-luasnya dimana
mereka ditempatkan sebagai pelopor (pioneer) demokrasi bagi komunitasnya.
Proper menjalankan agenda sosialisasi dengan berbagai kegatan dalam mengajak
pemuda untuk berpartisipasi atau sering dikenal dengan Partisipasi poltik.
Dimana partisipasi politik adalah kegiatan seorang atau kelompok orang untuk
ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan memilih pimpinan
negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan
pemerintah (public policy)[3].
Program
pemuda berbicara dilatarbelakangi oleh partisipasi pemilih yang cenderung
menurun. Jika kita melihat sejarah pelaksanaan pemilu, maka kita akan melihat
grafik golput yang senantiasa meningkat dari tahun ke tahun. pada Pemilu
legislatif tahun 1999 angka golput 10,2 %, 2004 sebesar 23,3 % dan pada tahun
2009 menjadi 29 %. Sungguh, angka yang terbilang cukup fantastis. Bahkan dikabarkan
di beberapa media, bahwa golput-lah sebagai pemenang pemilu tahun 2009[4].
“Kasus angka golput yang dapat dipastikan
akan berulang saat pemilu mendatang” ujar andrinof Kompas.com, Minggu
(28/4/2013).
Hal Ini akan menjadi sesuatu yang perlu
dibahas, Karena apabila angka golput lebih besar dari pada angka yang ikut
berpasrtisipasi maka pemilu 2014 tidak berjalan dan akibatnya Koruptor akan
senang. Karena koruptor beserta pendukungnya menginginkan tingkat golput yang
tinggi. Karena golput berarti memperbesar peluang mereka untuk duduk sebagai
pemimpin negara. Hal ini harus dijadikan refleksi, bahwa setiap kita harus
menggunakan hak suara saat pemilu nanti. Setiap kita harus menjadi pemilih
cerdas agar para koruptor tak lagi duduk sebagai pemimpin negara. Setiap kita
harus menjadi pemilih berintegritas, agar para pemimpin negeri benar-benar
terseleksi, tidak asal jadi.
Banyak faktor yang menjadikan tingkat
partisipasi pemilu menurun, diantaranya banyak pemuda yang jenuh akan
janji-janji palsu pelaku politik, ketidakpuasan dalam kinerja sistem politk
yang tidak ada perubahan, sulitnya registrasi atau syarat untuk menjadi pemilih
pemilu, sulitan prosedur pemilu bagi wni dan mahasiswa yang berada di negara lain ataupun merantau, dan kurangnya pengetahuan tentang arti
pentingnya pemilu bagi sistem demokrasi sebuah negara dan lain sebagainya.
Proper mengajak pemuda untuk
berpartisipasi dalam pemilu dengan cara, yang pertama memberikan pendidikan pemilu kepada pemuda dari SD, SMP,
SMA dengan cara mengajak untuk mempelajari kembali pendidikan formal PKN
(pendidikan Kewarganegaraan) dan mengajak mahasiswa untuk mengikuti kuliah umum
ataupun seminar.
Yang kedua, dengan cara memberitahukan pemilu melalui media massa koran,
radio, televisi, dan internet (blog, facebook, dan twitter), fatwa haram oleh
ulama jika golput. Proper juga akan membuat sebuah flm pendek mengenai
pentingnya pemuda dalam berpartisipasi mengkuti pemilu dan akan di unggah di
media online seperti you tube. Proper akan terus aktif dalam partisipasi pemilu
dengan mengajak pemuda datang ke TPS.
Ketiga, parpol akan turun langsung
kelapangan mengajak pemuda untuk berpartisipasi mengikuti pemilu ataupun datang
ke TPS dengan memberi nuansa yang berbeda seperti memberi hiburan pada suasana
pemilu. Yang keempat, parpol akan
memfasilitaskan dan mempermudah proses pendaftaran dalam menyumbangkan suara di
pemilu bagi mahasiswa ataupun pemuda yang merantau. Bentuk peran serta pemuda
ini diharapkan mampu mendorong tumbuhnya kesadaran tinggi serta tanggung jawab
penuh masyarakat untuk menggunakan haknya dalam pemilu secara optimal.
Kesimpulan
Demokrasi
tidak hanya sebagai ideologi yang flexsibel bagi penyelenggara suatu pemerntah
namun dapat juga sebaga protes yang jujur, adil, luas, dan bebas bagi suatu
calon tokoh figur yang akan memasuki dunia poltik melalui partai poltik untuk
menduduki jabatan legislatif maupun eksekutif, yaitu dengan cara pemilu. Di
kebanyakan negara demokrasi, pemilu dianggap sebagai tolak ukur, dari demokrasi
itu. Ada selogan
yang mengatakan ”tidak memilih, tidak
boleh mengkritik”, Oleh
karena itu kita sebagai pemuda penerus bangsa harus ikut serta dalam partisipasi
pemilu di indonesia agar kita menjadi pemuda yang kritis, tidak ikut-ikutan dan
hanya menuruti apa kata pemerintah tanpa melihat efeknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar